Bangun Impian Selagi Muda
Masih ingatkah cita-cita kita selagi masih duduk di Sekolah Dasar dulu, kala ditanya tentang cita-cita, “Apa cita-cita dan impian kamu?”
Pasti jawabannya kurang lebih, yaitu: “Waktu muda bersenang-senang, tua hidup kaya, dan mati masuk surga.”
Kadang, kita ketawa geli kala mengingat-ingat hal tersebut, yang menurut logika orang waras sangat tak logis.
Lha, mana ada orang bisa kaya, kalau waktu muda hanya diisi dengan bersenang-senang. Padahal, orang mau kaya ya harus berjibaku, dan bekerja keras setiap harinya.
Maka dari itu, perlu kiranya kita memperbaiki impian yang sudah kita miliki. Dengan harapan, impian tersebut tepat sasaran dan mampu memberikan hasil yang memuaskan bagi diri kita masing-masing. Tentunya, impian yang berani kita perjuangkan untuk direalisasikan.
Artinya, kenyataan yang kita impikan, tak sesuai dengan harapan yang telah kita inginkan semenjak kita berikrar atas impian tersebut.
Contoh, Anda bermimpi jadi orang kaya dengan gelimangan harta benda, setelah dewasa. Namun, Anda hanya duduk termangu dengan impian yang Anda miliki. Dan tak sedikit pun tergerak hati, untuk bekerja menyicil hari demi hari untuk menjadi orang kaya.
Contoh lain, Anda bermimpi jadi orang yang pandai dalam suatu rumpun ilmu pengetahuan. Namun, setiap hari tak pernah Anda luangkan waktu untuk belajar, ataupun sekadar membaca buku bidang rumpun ilmu yang Anda inginkan.
Nah, dua contoh yang saya ketengahkan tersebut, merupakan logika impian yang keliru. Dan banyak dialami oleh masyarakat di sekitar kita.
Harusnya, logika impian yang benar adalah: jika Anda ingin kaya, maka Anda harus rajin bekerja. Jika Anda ingin menguasai suatu bidang ilmu pengetahuan, Anda harus rajin belajar dan membaca. Jika ingin sehat, Anda harus rajin olahraga. Dan berbagai macam contoh logika lainnya.
Maka dari itu, sebelum kita menyesal di masa tua, sebaiknya kita luruskan logika impian yang kita miliki. Sehingga, dengan meluruskan logika impian, apa yang kita impikan akan menjadi kenyataan.
Namun, bukan berarti orang-orang yang sudah berumur tidak boleh bermimpi. Boleh-boleh saja bagi yang sudah berumur untuk bermimpi. Karena mimpi itu hak segala bangsa. Dan setiap orang, tak memiliki hak untuk menahan ataupun melarang orang lain bermimpi.
Hanya saja, jika impian tersebut dimulai semenjak muda. Tentu efeknya akan sangat berbeda, dengan orang-orang yang bemimpi yang dimulai di masa yang sudah mulai senja.
Sebagai contoh, Anda bermimpi ingin memiliki investasi reksa dana syariah senilai Rp 500 juta, yang rencananya untuk dinikmati di masa tua. Impian tersebut dimulai semenjak Anda berumur 30 tahun.
Setiap bulannya, Anda melakukan top up (pembelian/menyicil) reksadana senilai Rp 2 juta dari pendapatan yang dimiliki dengan rutin. Alhasil, sekitar 21 tahun kemudian, atau tepat Anda berumur 51 tahun, impian tersebut telah tercapai.
Berbeda halnya, jika Anda memulai impian tersebut di usia 50 tahun. Berarti, impian untuk memiliki reksa dana syariah senilai Rp 500 juta, baru akan tercapai di usia 71 tahun.
Nah, itulah beberapa perbandingan, mengapa masa muda merupakan masa yang cukup baik untuk bermimpi. Artikel Terkait: Mengoptimalkan Peluang dan Kesempatan Dalam Hidup
Membangun impian itu, harus dicicil dari hal-hal sepele yang kita lakukan setiap harinya. Mulai dari bangun di pagi hari, hingga tidur di malam hari. Sehingga, apa yang menjadi impian besar, dapat terealisasi.
Sebagai contoh, Anda ingin menjadi seorang miliuner di usia 40 tahun. Dan sekarang, umur Anda baru 28 tahun. Hal sepele yang harus Anda lakukan, bangun pagi-pagi berangkat ke pasar. Kemudian, berjualan di pasar. Dan sesekali memasarkan dagangan di internet.
Nah, hal-hal kecil dan sepele seperti itu, akan menjadi kekuatan yang sangat dahsyat, bila dilakukan setiap hari. Ingat, harus dilakukan setiap hari dengan penuh semangat dan keyakinan. Bahwa, langkah kecil ini, akan menjadi pintu pembuka untuk langkah besar berikutnya, yang dikenal dengan impian dan cita-cita.
Contoh lainnya, Anda ingin pandai di suatu bidang ilmu pengetahuan. Maka, Anda harus memulai langkah kecil setiap harinya. Seperti, bangun di pagi hari. Membaca buku di pagi hari. Belajar dengan tekun. Dan berbagai macam kegiatan, yang intinya untuk mengasah kekuatan otak Anda.
Intinya, impian itu harus dibangun sedikit demi sedikit setiap harinya. Namun, harus dilakukan secara kontinyu. Atau, dalam bahasa agama dikenal dengan istilah Istiqomah.
Maka dari itu, jangan sia-siakan masa muda, dengan banyak dihabiskan di café nongkrong dan ngobrol ngalur ngidul tak karuan. Hal yang harus dilakukan selagi muda, yaitu bermimpi setinggi-tingginya. Kemudian realisasikan impian tersebut, dengan langkah-langkah kecil setiap harinya.
Demikianlah, tiga hal yang wajib kita lakukan, sebagai langkah untuk membangun impian di masa muda.
Selamat bermimpi dan selamat merealisasikan impian kita masing-masing setiap harinya…!
Kadang, kita ketawa geli kala mengingat-ingat hal tersebut, yang menurut logika orang waras sangat tak logis.
Lha, mana ada orang bisa kaya, kalau waktu muda hanya diisi dengan bersenang-senang. Padahal, orang mau kaya ya harus berjibaku, dan bekerja keras setiap harinya.
Maka dari itu, perlu kiranya kita memperbaiki impian yang sudah kita miliki. Dengan harapan, impian tersebut tepat sasaran dan mampu memberikan hasil yang memuaskan bagi diri kita masing-masing. Tentunya, impian yang berani kita perjuangkan untuk direalisasikan.
Meluruskan Logika Impian
Kadang, kita mengalami kekeliruan logika tentang impian yang kita bangung. Kekeliruan tersebut, pasti berakibat fatal pada hasil impian yang kita inginkan.Artinya, kenyataan yang kita impikan, tak sesuai dengan harapan yang telah kita inginkan semenjak kita berikrar atas impian tersebut.
Contoh, Anda bermimpi jadi orang kaya dengan gelimangan harta benda, setelah dewasa. Namun, Anda hanya duduk termangu dengan impian yang Anda miliki. Dan tak sedikit pun tergerak hati, untuk bekerja menyicil hari demi hari untuk menjadi orang kaya.
Contoh lain, Anda bermimpi jadi orang yang pandai dalam suatu rumpun ilmu pengetahuan. Namun, setiap hari tak pernah Anda luangkan waktu untuk belajar, ataupun sekadar membaca buku bidang rumpun ilmu yang Anda inginkan.
Nah, dua contoh yang saya ketengahkan tersebut, merupakan logika impian yang keliru. Dan banyak dialami oleh masyarakat di sekitar kita.
Harusnya, logika impian yang benar adalah: jika Anda ingin kaya, maka Anda harus rajin bekerja. Jika Anda ingin menguasai suatu bidang ilmu pengetahuan, Anda harus rajin belajar dan membaca. Jika ingin sehat, Anda harus rajin olahraga. Dan berbagai macam contoh logika lainnya.
Maka dari itu, sebelum kita menyesal di masa tua, sebaiknya kita luruskan logika impian yang kita miliki. Sehingga, dengan meluruskan logika impian, apa yang kita impikan akan menjadi kenyataan.
Masa Muda, Waktunya Bermimpi
Masa muda, merupakan masa yang cukup baik untuk bermimpi. Karena, pikiran kita masih cukup segar, dan banyak ide kreatif yang dapat kita lakukan di waktu muda.Namun, bukan berarti orang-orang yang sudah berumur tidak boleh bermimpi. Boleh-boleh saja bagi yang sudah berumur untuk bermimpi. Karena mimpi itu hak segala bangsa. Dan setiap orang, tak memiliki hak untuk menahan ataupun melarang orang lain bermimpi.
Hanya saja, jika impian tersebut dimulai semenjak muda. Tentu efeknya akan sangat berbeda, dengan orang-orang yang bemimpi yang dimulai di masa yang sudah mulai senja.
Sebagai contoh, Anda bermimpi ingin memiliki investasi reksa dana syariah senilai Rp 500 juta, yang rencananya untuk dinikmati di masa tua. Impian tersebut dimulai semenjak Anda berumur 30 tahun.
Setiap bulannya, Anda melakukan top up (pembelian/menyicil) reksadana senilai Rp 2 juta dari pendapatan yang dimiliki dengan rutin. Alhasil, sekitar 21 tahun kemudian, atau tepat Anda berumur 51 tahun, impian tersebut telah tercapai.
Berbeda halnya, jika Anda memulai impian tersebut di usia 50 tahun. Berarti, impian untuk memiliki reksa dana syariah senilai Rp 500 juta, baru akan tercapai di usia 71 tahun.
Nah, itulah beberapa perbandingan, mengapa masa muda merupakan masa yang cukup baik untuk bermimpi. Artikel Terkait: Mengoptimalkan Peluang dan Kesempatan Dalam Hidup
Bangun Perlahan-Lahan
Ingat, impian tidak bisa turun langsung dari langit ke bumi. Dan kemudian, kita menikmati hasil dari impian tersebut. Akan tetapi, impian harus dibangun perlahan-lahan, oleh pemiliknya.Membangun impian itu, harus dicicil dari hal-hal sepele yang kita lakukan setiap harinya. Mulai dari bangun di pagi hari, hingga tidur di malam hari. Sehingga, apa yang menjadi impian besar, dapat terealisasi.
Sebagai contoh, Anda ingin menjadi seorang miliuner di usia 40 tahun. Dan sekarang, umur Anda baru 28 tahun. Hal sepele yang harus Anda lakukan, bangun pagi-pagi berangkat ke pasar. Kemudian, berjualan di pasar. Dan sesekali memasarkan dagangan di internet.
Nah, hal-hal kecil dan sepele seperti itu, akan menjadi kekuatan yang sangat dahsyat, bila dilakukan setiap hari. Ingat, harus dilakukan setiap hari dengan penuh semangat dan keyakinan. Bahwa, langkah kecil ini, akan menjadi pintu pembuka untuk langkah besar berikutnya, yang dikenal dengan impian dan cita-cita.
Contoh lainnya, Anda ingin pandai di suatu bidang ilmu pengetahuan. Maka, Anda harus memulai langkah kecil setiap harinya. Seperti, bangun di pagi hari. Membaca buku di pagi hari. Belajar dengan tekun. Dan berbagai macam kegiatan, yang intinya untuk mengasah kekuatan otak Anda.
Intinya, impian itu harus dibangun sedikit demi sedikit setiap harinya. Namun, harus dilakukan secara kontinyu. Atau, dalam bahasa agama dikenal dengan istilah Istiqomah.
Maka dari itu, jangan sia-siakan masa muda, dengan banyak dihabiskan di café nongkrong dan ngobrol ngalur ngidul tak karuan. Hal yang harus dilakukan selagi muda, yaitu bermimpi setinggi-tingginya. Kemudian realisasikan impian tersebut, dengan langkah-langkah kecil setiap harinya.
Demikianlah, tiga hal yang wajib kita lakukan, sebagai langkah untuk membangun impian di masa muda.
Selamat bermimpi dan selamat merealisasikan impian kita masing-masing setiap harinya…!