Membaca Peluang dan Tantangan Generasi Milenial
Saat ini, kelezatan dan enaknya suatu makanan dan minuman, tak lagi ada di lidah. Akan tetapi, alat ukurnya ialah jumlah like (suka) yang ada di Istagram, ataupun media sosial lainnya, seperti Twitter, fb, dan lain sebagainya.
Perilaku seperti itu, merupakan salah satu perilaku generasi millennial. Sebuah generasi Y, di mana saat ini sedang menikmati keindahan dan kemajuan teknologi yang super canggih.
Dari sisi produktivitas, mereka adalah sumber daya manusia (SDM) yang cukup produktif dalam bekerja. Entah sebagai seorang entrepreneur ataupun sebagai seorang karyawan.
Selain itu, mereka juga seorang konsumen yang cukup aktif, dalam menyerap produk ataupun jasa yang dihasilkan oleh produsen atau suatu perusahaan.
Keaktifan menyerap produk ataupun jasa, kadang kala membuat mereka jatuh pada lembah konsumtif. Dengan kata lain, generasi millennial merupakan salah satu generasi yang cukup konsumtif.
Tujuannya ialah, menghilangkan penat setelah seharian bekerja, ataupun seminggu bekerja. Sehingga, mereka akan menemukan semangat dan cerita baru pasca kegiatan nongkrong dan kongkow.
Selain itu, nongkrong bagi generasi millennial bukan saja sekadar menghilangkan capek dan lelah setelah bekerja. Akan tetapi, nongkrong menjadi salah satu bentuk eksistensi diri.
Di mana, dirinya hendak mengatakan kepada kawan-kawan lainnya. Bahwa dirinya termasuk orang-orang yang berkemajuan dan mengikuti perkembangan zaman. Salah satunya dengan meng-uplod foto-foto di tempat tongkrongan.
Kedua, Gadget dan Elektronik Terbaru. Generasi millennial sangat tergantung kepada gadget dan elektronik. Seakan-akan dunia akan runtuh, jika semenit saja tanpa ada getget di tangan.
Gadget seolah telah menjadi kebutuhan pokok yang harus terus menemani kehidupannya. Mereka akan lebih senang berkomunikasi melalui gadget, ketimbang berkomunikasi langsung.
Bagi mereka, berkomunikasi melalui gadget akan lebih puas, ketimbang berkomunikasi langsung secara tatap muka. Maka tak heranlan bagi generasi millennial, akan terus melihat dan melirik-lirik gadget, walaupun dalam kondisi bertatap muka (berkomunikasi) dengan yang lainnya.
Ketiga, Senang Jalan-Jalan. Generasi millennial sangat senang jalan-jalan. Bahkan, weekend rasanya akan terasa hari Senin jika tidak diisi dengan jalan-jalan.
Karena dengan jalan-jalan, mereka seolah mampu melepaskan beban setelah bekerja seminggu. Sehingga, otak akan kembali fresh, dan siap untuk bekerja kembali di hari Senin.
Keempat, Modis Dalam Berpakaian. Generasi millennial sangat modis. Sehingga, setiap bulannya harus ada pengeluaran untuk membeli pakaian baru.
Bahkan, dengan kemudahan internet dan transaksi online, generasi millennial tidak hanya sebulan sekali berbelanja untuk pakaian. Mereka bisa berbelanja setiap saat.
Hanya dengan memencet layar gadget, sudah bisa membeli berbagai macam pakaian yang terbaru saat ini.
Kelima, Lebih Membeli Gaya. Gaya bagi generasi millennial menjadi hal yang cukup penting. Demi suatu gaya, akan rela mengeluarkan banyak uang dari kantongnya.
Artinya, generasi millennial akan rela membeli suatu produk yang bermerek (branded) dengan harga mahal. Merek (brand) itulah yang mereka kejar. Karena, dengan memakai pakaian ataupun alat telekomunikasi dengan merek (brand) tertentu, dirinya akan semakin percaya diri ketika masuk ke suatu komunitas sesama generasi millennial.
Selain itu, dengan menjadi entrepreneur, akan membuat pendapatan yang dimilikinya cukup banyak. Mereka berasumsi, bahwa seorang entrepreneur bisa menentukan sendiri jumlah pendapatannya.
Artinya, jika dirinya ingin memiliki pendapatan yang banyak. Maka jalan satu-satunya ialah dengan meningkatkan produktivitas dalam berwirausaha (ber-entrepreneur) sesuai dengan bidang yang ditekuninya.
Kedua, Menjadi Penulis dan Bloger. Generasi millennial banyak yang menyenangi profesi menulis dan blogger. Alasannya, menulis dan menjadi blogger tidak terikat waktu seperti pekerja kantoran, yang harus masuk pagi pulang sore hari.
Sedangkan menjadi Penulis dan Blogger, bisa menentukan sendiri waktu kerjanya. Selain itu, dirinya juga akan terbebas dari kemacetan jalanan kota yang sangat dahsyat.
Dan juga, Penulis dan Blogger bisa menghasilkan uang untuk membiayai hidupnya sehari-hari. Bahkan, pendapatannya akan lebih banyak dari seorang karyawan yang pergi pagi pulang sore hari.
Ketiga, Menjadi Freelancer. Banyak dari generasi millennial yang menyukai kerjaan freelancer. Di mana, seorang freelancer tidak terikat waktu dengan orang lain. Akan tetapi, mereka hanya terikat pada terselesaikannya suatu pekerjaan.
Profesi Freelancer, merupakan salah satu profesi yang kerjaannya bisa dikerjakan di mana saja. Bisa di warung kopi, di tempat rekreasi, dan bahkan bisa sambil tidur-tiduran. Sehingga, tak mengherankan jika freelancer menjadi salah satu profesi yang sangat digandrungi oleh generasi millennial.
Keempat, Business Divelopment. Business Divelopment menjadi salah satu profesi yang banyak digandrungi oleh generasi millennial. Karena, jenis profesi ini cukup menantang bagi jiwa muda seorang generasi millennial.
Business Divelopment merupakan pekerjaan yang berkaitan dengan pengembangan bisnis suatu perusahaan. Di mana, profesi ini biasanya dikaitkan dengan Reserch & Development, Product Development, Marketing Development, dan Financial support.
Bagi generasi millennial yang menerjunkan diri di Business Development, biasanya akan membuat atau mendirikan perusahaan konsultan sendiri. Namun, bagi yang tidak memiliki cukup modal, biasanya bergabung dengan perusahaan konsultan yang sudah ada.
Kelima, Creative Business. Generasi millennial sangat menyukai bisnis yang bersifat kreatif. Bisnis kreatif, seperti musik, desain, ley-out, membuat logo, penulis biografi, penulis skenario, dan lain sebagainya.
Bisnis kreatif ini, biasanya didasarkan atas hobi yang mereka geluti. Kemudian, dari hobi terbersitlah, bagaimana hobi bisa mendatangkan pundi-pundi uang. Nah, dari situlah awal mula bisnis kreatif yang digandrungi generasi millennial.
Maka dari itu, agar tidak terjadi besar pasak daripada tiang, atau besar pengeluaran daripada pendapatan. Maka generasi millennial harus mampu mendambah pendapatan. Artinya, pendapatan yang dimiliki harus besar.
Jika dirinya seorang karyawan, bagaimana caranya agar tangga karirnya melejit cepat. Karena, melejitnya karir akan beriringan dengan peningkatan gaji dan fasilitas kantor.
Dan jika dirinya seorang pengusaha, bagaimana caranya agar pendapatan usahanya (bisnis) besar. Selain bisa mengembangkan usaha, sisanya dapat untuk memenuhi kebutuhan hidup yang cukup besar.
Kedua, Tabungan dan Investasi. Generasi millennial harus memiliki tabungan dan investasi yang cukup. Artinya, generasi millennial harus juga rajin menabung dan juga berinvestasi.
Tabungan dan investasi, sebagai sarana untuk berjaga-jaga di kemudian hari. Karena, bertambahnya bulan dan tahun, generasi millennial akan bertambah tua. Sehingga, akan banyak beban hidup yang harus diemban.
Mulai dari untuk biaya hidup kedua orang tua dan mertua, biaya sekolah anak-anak, sanak famili, hingga kerabat yang membutuhkan. Jika tidak memiliki tabungan dan investasi yang cukup, maka bersiap-siaplah untuk nangis bombai, ketika beban keuangan datang secara bersamaan.
Ketiga, Tempat Tinggal dan Biaya Membesarkan Anak. Ingat, generasi millennial itu tidak selamanya muda lho…! Generasi millennial akan juga mengalami masa tua, memiliki anak, dan kebutuhan rumah tangga akan bertambah.
Bayangkan saja, jika kita memiliki anak, sementara tempat tinggal kita masih ngontrak ataupun tinggal di Pondok Mertua Indah (maksudnya numpang di rumah mertua, hehehe). Pasti kita akan pusing tujuh keliling.
Maka dari itu, sebelum pusing melanda, sebaiknya sisihkan pendapatan yang dimiliki untuk membeli atau kredit tempat tinggal (rumah). Dan juga menabung untuk biaya pendidikan anak-anak jika sudah besar.
Sebisa mungkin, bagaimana kita sebagai generasi millennial harus terus menambah income (pendapatan). Kemudian, menekan pengeluaran sekecil mungkin. Tujuannya sangat sederhana, untuk menyongsong keindahan di kemudian hari.
Mari kita renungi bersama-sama. Dengan harapan, kita menjadi generasi millennial yang berkecukupan, dan berkelimpahan harta di kemudian hari.
Artinya, sebelum makanan dan minuman kita nikmati, terlebih dahulu difoto, dan kemudian diunggah ke akun milik kita masing-masing. Tujuannya agar diketahui seluruh pengguna internet. Kemudian dapat pengakuan, dengan komentar dan like di bawahnya.
Perilaku seperti itu, merupakan salah satu perilaku generasi millennial. Sebuah generasi Y, di mana saat ini sedang menikmati keindahan dan kemajuan teknologi yang super canggih.
Mengenal Generasi Millennial
Generasi millennial merupakan generasi bagi mereka yang lahir antara tahun 1981-1994. Namun, pandangan lainnya, yaitu generasi yang lahir hingga tahun 2000-an.Dari sisi produktivitas, mereka adalah sumber daya manusia (SDM) yang cukup produktif dalam bekerja. Entah sebagai seorang entrepreneur ataupun sebagai seorang karyawan.
Selain itu, mereka juga seorang konsumen yang cukup aktif, dalam menyerap produk ataupun jasa yang dihasilkan oleh produsen atau suatu perusahaan.
Keaktifan menyerap produk ataupun jasa, kadang kala membuat mereka jatuh pada lembah konsumtif. Dengan kata lain, generasi millennial merupakan salah satu generasi yang cukup konsumtif.
Beberapa Perilaku Generasi Millennial
Pertama, Seneng Nongkrong dan Kongkow. Nongkrong dan kongkow menjadi hal yang sangat identik dengan generasi millennial. Mereka sangat suka menghabiskan waktu libur di tempat-tempat tongkrongan yang nyaman.Tujuannya ialah, menghilangkan penat setelah seharian bekerja, ataupun seminggu bekerja. Sehingga, mereka akan menemukan semangat dan cerita baru pasca kegiatan nongkrong dan kongkow.
Selain itu, nongkrong bagi generasi millennial bukan saja sekadar menghilangkan capek dan lelah setelah bekerja. Akan tetapi, nongkrong menjadi salah satu bentuk eksistensi diri.
Di mana, dirinya hendak mengatakan kepada kawan-kawan lainnya. Bahwa dirinya termasuk orang-orang yang berkemajuan dan mengikuti perkembangan zaman. Salah satunya dengan meng-uplod foto-foto di tempat tongkrongan.
Kedua, Gadget dan Elektronik Terbaru. Generasi millennial sangat tergantung kepada gadget dan elektronik. Seakan-akan dunia akan runtuh, jika semenit saja tanpa ada getget di tangan.
Gadget seolah telah menjadi kebutuhan pokok yang harus terus menemani kehidupannya. Mereka akan lebih senang berkomunikasi melalui gadget, ketimbang berkomunikasi langsung.
Bagi mereka, berkomunikasi melalui gadget akan lebih puas, ketimbang berkomunikasi langsung secara tatap muka. Maka tak heranlan bagi generasi millennial, akan terus melihat dan melirik-lirik gadget, walaupun dalam kondisi bertatap muka (berkomunikasi) dengan yang lainnya.
Ketiga, Senang Jalan-Jalan. Generasi millennial sangat senang jalan-jalan. Bahkan, weekend rasanya akan terasa hari Senin jika tidak diisi dengan jalan-jalan.
Karena dengan jalan-jalan, mereka seolah mampu melepaskan beban setelah bekerja seminggu. Sehingga, otak akan kembali fresh, dan siap untuk bekerja kembali di hari Senin.
Keempat, Modis Dalam Berpakaian. Generasi millennial sangat modis. Sehingga, setiap bulannya harus ada pengeluaran untuk membeli pakaian baru.
Bahkan, dengan kemudahan internet dan transaksi online, generasi millennial tidak hanya sebulan sekali berbelanja untuk pakaian. Mereka bisa berbelanja setiap saat.
Hanya dengan memencet layar gadget, sudah bisa membeli berbagai macam pakaian yang terbaru saat ini.
Kelima, Lebih Membeli Gaya. Gaya bagi generasi millennial menjadi hal yang cukup penting. Demi suatu gaya, akan rela mengeluarkan banyak uang dari kantongnya.
Artinya, generasi millennial akan rela membeli suatu produk yang bermerek (branded) dengan harga mahal. Merek (brand) itulah yang mereka kejar. Karena, dengan memakai pakaian ataupun alat telekomunikasi dengan merek (brand) tertentu, dirinya akan semakin percaya diri ketika masuk ke suatu komunitas sesama generasi millennial.
Karir Yang Digandrungi Generasi Millennial
Pertama, Menjadi Entrepreneur. Entrepreneur atau yang lebih dikenal dengan pengusaha, menjadi salah satu pekerjaan yang disenangi oleh generasi millennial. Karena dengan menjadi entrepreneur, dirinya bebas menentukan waktu sesuka hati untuk bekerja.Selain itu, dengan menjadi entrepreneur, akan membuat pendapatan yang dimilikinya cukup banyak. Mereka berasumsi, bahwa seorang entrepreneur bisa menentukan sendiri jumlah pendapatannya.
Artinya, jika dirinya ingin memiliki pendapatan yang banyak. Maka jalan satu-satunya ialah dengan meningkatkan produktivitas dalam berwirausaha (ber-entrepreneur) sesuai dengan bidang yang ditekuninya.
Kedua, Menjadi Penulis dan Bloger. Generasi millennial banyak yang menyenangi profesi menulis dan blogger. Alasannya, menulis dan menjadi blogger tidak terikat waktu seperti pekerja kantoran, yang harus masuk pagi pulang sore hari.
Sedangkan menjadi Penulis dan Blogger, bisa menentukan sendiri waktu kerjanya. Selain itu, dirinya juga akan terbebas dari kemacetan jalanan kota yang sangat dahsyat.
Dan juga, Penulis dan Blogger bisa menghasilkan uang untuk membiayai hidupnya sehari-hari. Bahkan, pendapatannya akan lebih banyak dari seorang karyawan yang pergi pagi pulang sore hari.
Ketiga, Menjadi Freelancer. Banyak dari generasi millennial yang menyukai kerjaan freelancer. Di mana, seorang freelancer tidak terikat waktu dengan orang lain. Akan tetapi, mereka hanya terikat pada terselesaikannya suatu pekerjaan.
Profesi Freelancer, merupakan salah satu profesi yang kerjaannya bisa dikerjakan di mana saja. Bisa di warung kopi, di tempat rekreasi, dan bahkan bisa sambil tidur-tiduran. Sehingga, tak mengherankan jika freelancer menjadi salah satu profesi yang sangat digandrungi oleh generasi millennial.
Keempat, Business Divelopment. Business Divelopment menjadi salah satu profesi yang banyak digandrungi oleh generasi millennial. Karena, jenis profesi ini cukup menantang bagi jiwa muda seorang generasi millennial.
Business Divelopment merupakan pekerjaan yang berkaitan dengan pengembangan bisnis suatu perusahaan. Di mana, profesi ini biasanya dikaitkan dengan Reserch & Development, Product Development, Marketing Development, dan Financial support.
Bagi generasi millennial yang menerjunkan diri di Business Development, biasanya akan membuat atau mendirikan perusahaan konsultan sendiri. Namun, bagi yang tidak memiliki cukup modal, biasanya bergabung dengan perusahaan konsultan yang sudah ada.
Kelima, Creative Business. Generasi millennial sangat menyukai bisnis yang bersifat kreatif. Bisnis kreatif, seperti musik, desain, ley-out, membuat logo, penulis biografi, penulis skenario, dan lain sebagainya.
Bisnis kreatif ini, biasanya didasarkan atas hobi yang mereka geluti. Kemudian, dari hobi terbersitlah, bagaimana hobi bisa mendatangkan pundi-pundi uang. Nah, dari situlah awal mula bisnis kreatif yang digandrungi generasi millennial.
Hal Yang Harus Diingat Generasi Melenial
Pertama, Menambah Pendapatan. Seperti yang telah dijelaskan di awal, kebanyakan perilaku yang dilakukan oleh generasi millennial adalah kegiatan yang banyak menguras uang.Maka dari itu, agar tidak terjadi besar pasak daripada tiang, atau besar pengeluaran daripada pendapatan. Maka generasi millennial harus mampu mendambah pendapatan. Artinya, pendapatan yang dimiliki harus besar.
Jika dirinya seorang karyawan, bagaimana caranya agar tangga karirnya melejit cepat. Karena, melejitnya karir akan beriringan dengan peningkatan gaji dan fasilitas kantor.
Dan jika dirinya seorang pengusaha, bagaimana caranya agar pendapatan usahanya (bisnis) besar. Selain bisa mengembangkan usaha, sisanya dapat untuk memenuhi kebutuhan hidup yang cukup besar.
Kedua, Tabungan dan Investasi. Generasi millennial harus memiliki tabungan dan investasi yang cukup. Artinya, generasi millennial harus juga rajin menabung dan juga berinvestasi.
Tabungan dan investasi, sebagai sarana untuk berjaga-jaga di kemudian hari. Karena, bertambahnya bulan dan tahun, generasi millennial akan bertambah tua. Sehingga, akan banyak beban hidup yang harus diemban.
Mulai dari untuk biaya hidup kedua orang tua dan mertua, biaya sekolah anak-anak, sanak famili, hingga kerabat yang membutuhkan. Jika tidak memiliki tabungan dan investasi yang cukup, maka bersiap-siaplah untuk nangis bombai, ketika beban keuangan datang secara bersamaan.
Ketiga, Tempat Tinggal dan Biaya Membesarkan Anak. Ingat, generasi millennial itu tidak selamanya muda lho…! Generasi millennial akan juga mengalami masa tua, memiliki anak, dan kebutuhan rumah tangga akan bertambah.
Bayangkan saja, jika kita memiliki anak, sementara tempat tinggal kita masih ngontrak ataupun tinggal di Pondok Mertua Indah (maksudnya numpang di rumah mertua, hehehe). Pasti kita akan pusing tujuh keliling.
Maka dari itu, sebelum pusing melanda, sebaiknya sisihkan pendapatan yang dimiliki untuk membeli atau kredit tempat tinggal (rumah). Dan juga menabung untuk biaya pendidikan anak-anak jika sudah besar.
Penutup
Jika Anda termasuk ke dalam generasi millennial seperti yang telah saya paparkan. Kuncinya ialah, bagaimana pendapatan yang kita miliki harus lebih besar daripada pengeluaran.Sebisa mungkin, bagaimana kita sebagai generasi millennial harus terus menambah income (pendapatan). Kemudian, menekan pengeluaran sekecil mungkin. Tujuannya sangat sederhana, untuk menyongsong keindahan di kemudian hari.
Mari kita renungi bersama-sama. Dengan harapan, kita menjadi generasi millennial yang berkecukupan, dan berkelimpahan harta di kemudian hari.